Setan itu ada di mata kta,
tuk halangi kita lihat yg benar,

Setan itu ada di telinga kita,
tuk halangi kita dengar yang benar,

Setan itu ada di mulut kita,
tuk buat kita bicara yang tidak benar,

Setan itu ada di hati kita,
tuk buat kita menolak yang benar,

Setan itu ada di pikiran kita,
tuk buat kita berpikir yang tidak benar,

Setan itu ada di tangan kita,
tuk buat kita lakukan yang tidak benar,

Dan setan itu ada di kaki kita,
tuk buat kita melangkah ke arah yang jauh dari benar,

Setan membuat kita menghindari kebenaran.
Buat kita dekat dengan kemudaratan,
Buat kita ragu akan pengetahuan,
Dan buat kita dapatkan siksaan.

Passing Grade Universitas Indonesia

Berikut adalah Passing Grade Universitas Indonesia Jurusan IPA :
1. Pendidikan Dokter : 61.83 %
2. Ilmu Komputer : 53.17 %
3. Teknik Industri : 52.33 %
4. Teknik Elektro : 51.50 %
5. Farmasi : 48.67 %
6. Teknik Komputer : 45.83 %
7. Teknik Sipil : 44.83 %
8. Teknik Mesin : 44.00 %
9. Teknik Kimia / TGP : 42.00 %
10. Pendidikan Dokter Gigi : 42.00 %
11. Arsitektur : 42.00 %
12. Teknik Metalaurgi : 41.50 %
13. Sistem Informasi : 39.50 %
14. Teknik Lingkungan : 39.17 %
15. Ilmu Keperawatan : 39.00 %
16. Matematika : 36.50 %
17. Kesehatan Masyarakat : 36.00 %
18. Kimia : 33.33 %
19. Teknik Perkapalan : 33.33 %
20. Arsitektur Interior : 30.83 %
21. Teknologi Bioproses : 30.00 %
22. Biologi : 29.33 %
23. Ilmu Gizi : 29.33 %
24. Fisika : 28.33 %
25. Geografi : 25.00 %
Ketika kita memberikan kesempatan kepada diri kita untuk gagal, maka kita pada saat yang sama sudah memberikan kesempatan pada diri kita untuk menjadi unggul.

Jalur Masuk Universitas Indonesia (UI) Program Sarjana Reguler

Jalur Masuk UI Tahun 2008
Untuk Program Sarjana Reguler :
1. Program Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB)
2. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), merupakan jalur seleksi nasional
3. Ujian Masuk Bersama, merupakan jalur seleksi UI bekerja sama dengan Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PSPMB)

Pilihan Jurusan
Program Studi Sarjana Reguler :
1. Fakultas Kedokteran (IPA)
- Pendidikan Dokter
2. Fakultas Kedokteran Gigi (IPA)
- Pendidikan Dokter Gigi
3. Fakultas Kesehatan Masyarakat (IPA)
- Kesehatan Masyarakat
- Gizi
4. Fakultas Ilmu Keperawatan (IPA)
- Ilmu Keperawatan
5. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Matematika
- Fisika
- Kimia
- Biologi
- Farmasi
- Geografi
6. Fakultas Teknik (IPA)
- Teknik Sipil
- Teknik Lingkungan
- Teknik Mesin
- Teknik Perkapalan
- Teknik Elektro
- Teknik Komputer
- Teknik Metalurgi dan Material
- Teknik Kimia
- Teknik Arsitektur
- Teknik Industri
- Arsitektur Interior
- Teknologi Bioproses
7. Fakultas Ilmu Komputer (IPA)
- Ilmu Komputer
- Sistem Informasi
8. Fakultas Hukum (IPS)
- Ilmu Hukum
9. Fakultas Ekonomi (IPS)
- Ilmu Ekonomi
- Akuntansi
- Manajemen
10. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (IPS)
- Arkeologi
- Ilmu Filsafat
- Ilmu Perpustakaan
- Ilmu Sejarah
- Sastra Arab
- Sastra Belanda
- Sastra Cina
- Sastra Daerah untuk Sastra Jawa
- Sastra Indonesia
- Sastra Inggris
- Sastra Jepang
- Sastra Jerman
- Sastra Perancis
- Sastra Rusia
- Bahasa dan Kebudayaan Korea
11. Fakultas Psikologi (IPS)
- Psikologi
12. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IPS)
- Antropologi Sosial
- Ilmu Administrasi Fiskal
- Ilmu Administrasi Negara
- Ilmu Administrasi Niaga
- Ilmu Hubungan Internasional
- Ilmu Kesejahteraan Sosial
- Ilmu Komunikasi
- Ilmu Politik
- Kriminologi
- Sosiologi

Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan bagi mahasiswa baru yang diterima dari ketiga jalur di atas adalah sama dan ditetapkan dengan memperhatikan kemampuan penanggung biaya pendidikan.
Biaya Operasional Pendidikan (BOP) per semester :
- Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora : Rp100.000,- s.d. Rp5.000.000,-
- Rumpun Ilmu Kesehatan, Ilmu Sains dan Teknologi : Rp100.000 s.d. Rp7.500.000,-

Uang Pangkal (dibayarkan pada semester satu, tahun pertama) :
- FK, FKG, FT, Fasilkom : Rp25.000.000,-
- FE, Fisip, FH, FPsi : Rp10.000.000,-
- FKM, FIK, FMIPA, FIB : Rp5.000.000,-

Bagi yang tidak mampu, UI dapat memberikan keringanan biaya pendidikan.

Detil biaya pendidikan per jurusan dapat dilihat di sini.

Beasiswa
UI memberikan beasiswa lebih dari 20 milyar rupiah per tahun, berupa “Beasiswa Seribu Anak Bangsa” dan skema beasiswa lainnya untuk Program Sarjana Reguler yang diterima dari ketiga jalur masuk di atas.

1. Program Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB)
1.1 Pengertian
UI mengirimkan undangan kepada siswa SMA yang berprestasi di seluruh Indonesia untuk bergabung menjadi mahasiswa UI.

2. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPPTN)
2.1 Pengertian
Jalur ini merupakan jalur masuk melalui ujian seleksi nasional yang diselenggarakan oleh panitia di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Depdiknas).

2.2 Alokasi Penerimaan
UI mengalokasikan bangku mahasiswa baru dari jalur ini sebanyak 20%.

2.3 Pendaftaran
Pendaftaran SMPPTN dibuka pada 16 – 26 Juni 2008.

2.4 Waktu Ujian
Ujian dilaksanakan pada 2 – 3 Juli 2008.

3. Ujian Masuk Bersama (UMB)
3.1 Pengertian
Jalur ini merupakan jalur masuk melalui ujian seleksi yang diselenggarakan oleh UI bekerja sama dengan Perhimpunan SPMB Nusantara.

3.2 Alokasi Penerimaan
UI mengalokasikan bangku mahasiswa baru dari jalur ini sebanyak hampir 80%.

3.3 Persyaratan Pendaftar
1. Lulusan SMTA (SMA, MA, SMK, SMTA luar negeri, ujian persamaan, dsb) tahun 2008, 2007, dan 2006.
2. Mempunyai kesehatan fisik yang tidak mengganggu kelancaran belajar di program studi pilihannya.

3.4 Kelengkapan Pendaftaran
1. Fotokopi STTB/ Tanda kelulusan yang dilegalisir dan aslinya (bagi lulusan 2006-2007), atau fotokopi raport kelas 1 dan 2 yang dilegalisir, atau kartu tanda peserta ujian nasional, atau surat keterangan dari kepala sekolah yang menyatakan ybs. telah mengikuti ujian nasional dan benar murid sekolah tersebut (bagi lulusan 2008).
2. Fotokopi KTP dan aslinya atau Kartu OSIS atau surat keterangan dari sekolah (bagi yang belum memiliki KTP).
3. Tiga lembar Pas Foto terbaru (tiga bulan terakhir) ukuran 4 x 6.

3.5 Tata Cara Pendaftaran
Untuk daerah Jakarta, ada dua alternatif cara pendaftaran :
1. Jalur pendaftaran perorangan, atau
2. Jalur pendaftaran kolektif melalui sekolah, yang akan diteruskan melalui Sub Rayon Ujian Nasional SMA dan SMK di Jakarta, atau ke Sekretariat Panitia Lokal PSPMB – UMB. Jadwal lengkap untuk pendaftaran kolektif sekolah dapat dilihat di www.ui.ac.id.
Untuk daerah selain Jakarta, silakan mendaftar melalui jalur pendaftaran perorangan.

3.6 Biaya Pendaftaran
Pendaftar akan dikenakan biaya pembelian formulir sebesar :
1. Rp175.000,- untuk pilihan jurusan IPA atau IPS
2. Rp200.000,- untuk pilihan jurusan IPC

3.7 Waktu Pendaftaran
Pembayaran biaya pembelian formulir di BNI (seluruh Indonesia) : 19 s.d 30 Mei 2008.
Pendaftaran lokal Jakarta : 22 s.d 30 Mei 2008.
Pendaftaran di wilayah selain Jakarta : 27 Mei s.d 4 Juni 2008.

3.8 Lokasi Pendaftaran
1. Lokal Jakarta
Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur
2. Medan
Kampus Universitas Sumatera Utara (USU)
3. Padang
Kampus Universitas Negeri Padang (UNP)
4. Yogyakarta
Kampus Widya Mataram
5. Surabaya
Gedung Amarta-Kopertis Wilayah VII
Jl. Kertajaya Indah Timur No. 55
6. Makassar
Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas)
7. Semarang
Jl. Kertanegara IV No.2

3.9 Waktu Ujian
Jakarta, Medan, Padang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan wilayah-wilayah lain yang akan ditentukan kemudian : 7 s.d 8 Juni 2008

3.10 Materi Ujian
Bisa dilihat di post sebelumnya.

3.11 Pengumuman Hasil Ujian
Hasil UMB akan diumumkan mulai 21 Juni 2008.

3.12 Sekretariat
Sekretariat PSPMB – UMB
Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat
Telp. (021) 31930339, 3101906
Fax. (021) 31930328

Sumber : www.ui.ac.id, www.ui.ac.id(2)

Kedewasaan,,

Kata ini terasa sangat tidak asing mungkin bagi kita. Mungkin kita sudah mengerti dan mungkin pernah merasakannya. Tapi,, apakah kita mengerti,, apa yang dimaksud dengan kedewasaan ??
Mungkin,, bagi sebagian orang,, kedewasaan hanya ditandai dengan bertambahnya umur hingga usia yang dikatakan cukup. Serta,, berubahnya proporsi tubuh seseorang hingga lebih besar. Atau berkembangnya organ seksual seseorang dan mempunyai perasaan terhadap lawan jenisnya.

Tapi,, apakah ada yang mengerti, bahwa pandangan mereka tidak sepenuhnya benar. Memang, orang yang dewasa biasanya memiliki tubuh yang telah matang secara seksual dan juga ditandai dengan bertambahnya umur seseorang. Tapi, faktor terpenting dalam kedewasaan adalah bagaimana berubahnya pemikiran seseorang dimana seseorang lebih mengerti dan memikirkan matang-matang akan segala keputusan yang diambil. Orang yang dewasa, telah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dan orang yang dewasa adalah orang yang bisa menjadi tumpuan harapan seseorang. Dimana orang lain akan melihat dan mencontoh kita sebagai orang yang patut diteladani.

Lalu, kedewasaan adalah perkembangan, bukan pertumbuhan. Suatu saat, bisa saja terjadi kemunduran dalam kedewasaan. Tidak hanya terus mengalami kemajuan. Bisa saja, orang yang sudah berumur puluhan tahun tapi belum tentu telah Dewasa. Dan seorang anak bisa saja jadi dewasa diumur yang sangat dini. Dan saya telah menjadi saksi hidup dalam contoh ini.

Jadi, menurut saya, kedewasaan itu relatif, tergantung pada individu tersebut. Dan individu yang bijak takkan memusingkan orang-orang sekitarnya yang meremehkan kedewasaannya.

Calon Motivator Handal
Muhammed Aj


nb : anda lebih baik mengingat nama ini, karena nama ini akan menjadi sangat mengejutkan nantinya..

apa yang telah kulakukan ???

apa yang kulakukan ??
apa yang terjadi padaku hari ini ??
dan kenapa hal ini slalu terjadi ??

saat kita bertatapan,,
bukan sapa yang kuberi,,
tapi,
tapi hampa yang terlihat,,
senyumku tlah punah,
dan mata ini,,
kehilangan cahayanya..

hati ini galau,,
resah,, luluh,, dan apapun itu,,
andai waktu bisa terulang,,
ku berjanji,, hal ini tak kan terjadi..

tapi,,
fakta bahwa waktu takkan terulang,,
dan aku hanya bisa terus maju !!
lanjutkan hidupku,,
dengan harapan takkan ada kesalahan lagi,,
kesalahan padamu,,

ku kan berjuang,,
sampai mulut ini tak bisa berkata lagi,,
sampai hati tak bisa merasa lagi,,
dan sampai cinta tak hinggap lagi.....

Top 100 Passing Grade Tertinggi PTN di Indonesia jurusan IPA dan IPS pada SPMB 2008

Passing Grade PTN DI INDONESIA

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA
Tahun 2007*

1. Teknik Informatika – ITB (65,9%)
1 .Teknik Elektro – ITB (62,5%)
2 .Teknik Kimia – ITB (61,8%)
3.Pendidikan Dokter – UI (59,8%)
4.Teknik Informatika – ITS (59,5%)
5. Pendidikan Dokter – UGM (59,3%)
6Teknik Industri – ITB (58,8%)
7 Teknik Elektro – UI (58,6%)
8 Pendidikan Dokter – UNAIR (58,6%)
9 Farmasi – UI (58,4%)
10 Pendidikan Dokter – UNPAD (58%)
11 Teknik Elektro – ITS (57,7%)
13 Pendidikan Dokter – UNDIP (57,5%)
14 Teknik Kimia/TGP – UI (57,4%)
15 Farmasi – ITB (57,4%)
16 Teknik Elektro – UGM (57,4%)
17 Teknik kimia – ITS (56,6%)
18 Ilmu Komputer – UGM (56,5%)
19 Pendidikan Dokter – UNSRI (56,5%)
20 Teknik Perminyakan – ITB (55,2%)
21 Teknik Fisika – ITB (55,1%)
22 Pendidikan Dokter – UNBRAW (55,1%)
23 Teknik Lingkungan – ITB (54,8%)
24 Teknik Kimia – UGM (54,8%)
25 Matematika – ITB (54,6%)
26 Teknik Pertambangan – ITB (54,2%)
27 Teknik Elektro – UNDIP (54,1%)
28 Teknik Industri – UI (54%)
29 Teknik Industri – ITS (53,8%)
30 Farmasi – UNAIR (53,8%)
31 Teknik Mesin – ITB (53,4%)
32 Teknik Penerbangan – ITB (52,9%)
33 Teknik Industri – UNDIP (52,9%)
34 Teknik Elektro – UNBRAW (52,9%
35 Ilmu Komputer – UI (52,8%)
36 Teknik Lingkungan – ITS (52,4%)
37 Pendidikan Dokter – USU (52,1%)
38 Teknik Mesin – UI (52%)
40 Farmasi – UNPAD (51,5%)
41 Teknik Mesin – ITS (51,5%)
42 Arsitektur – UGM (51,4%)
43 Teknik Mesin – UGM (51,4%)
44 Pendidikan Dokter Gigi – UI (51,2%)
45 Pendidikan Dokter – UNAND (50,6%)
46 Arsitektur – ITB (50,3%)
47 Teknik Planologi – ITB (50,1%)
48 Pendidikan Dokter Gigi – UGM (50%)
49 Pendidikan Dokter – UNHAS (50%)
51 Teknik Material – ITB (49,2%)
52 Arsitektur – UNDIP (49,2%)
53 Kimia – ITB (49,1%)
54 Pendidikan Dokter Gigi – UNAIR (49%)
55 Teknik Sipil – ITB (48,7)
56 Teknik Elektro – UNUD (48,5%)
58 Biologi – ITB (47,8%)
59 Teknik Geologi – ITB (47,8%)
60 Pendidikan Dokter Gigi – UNPAD (47,8%)
61 Teknik Mesin – UNDIP (47,8%)
62 Psikologi – UNPAD (47,7%)
63 Teknik Metalurgi dan Material – UI (47,4%)
64 Sistem Informasi – ITS (47,4%)
65 Arsitektur – UI (47,2%)
66 Statistika – UNPAD (47,2%)
67 Biologi – UGM (47,2%)
68 Arsitektur – UNBRAW (47,1%)

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPS
Tahun 2007*

#1 Akuntansi – UI (63,9%)

2 Ilmu Hubungan Internasional – UI (63,1%)
3 Akuntansi – UGM (62,1%)
4 Akuntansi – UNPAD (61,2%)
5 Manajemen – UI (61%)
6 Psikologi – UI (60,6%)
7 Ilmu Komunikasi – UNPAD (59,4%)
8 Psikologi – UGM (58,7%)
9 Ilmu Hubungan Internasional – UGM (58,5%)
10 Ilmu Komunikasi – UI (58,3%)
11 Ilmu Hubungan Internasional – UNPAD (58,1%)
12 Manajemen – UGM (57,9%)
13 Akuntansi – UNAIR (57,5%)
14 Ilmu Komunikasi – UGM (57,4%)
15 Ilmu Komunikasi – UNAIR (57,4%)
16 Akuntansi – UNBRAW (57,3%)
17 Sastra Inggris – UGM (56,6%)
18 Ekonomi Pembangunan – UI (56,4%)
19 Psikologi – UNAIR (56,4%)
20 Ilmu Hukum – UI (56,2%)
21 Manajemen – UNAIR (56%)
22 Eko. dan Studi Pembangunan – UGM (55,6%)
23 Akuntansi – UNDIP (55,2%)
24 Manajemen – UNPAD (55,1%)
25 Manajemen – UNBRAW (54,5%)
26 Ekonomi Pembangunan – UNPAD (54,2%)
27 Ilmu Hukum – UGM (54,1%)
28 Manajemen – Univ. 11 Maret Solo (53,9%)
29 Sastra Inggris – UI (53,8%)
30 Ilmu Administrasi Niaga – UI (52,9%)
31 Ilmu Administrasi Niaga – UNPAD (52,2%)
32 Manajemen – USU (52,1%)
33 Ilmu Komunikasi – UNDIP (51,6%)
34 Manajemen – UNDIP (51,5%)
35 Ilmu Hukum – UNPAD (51,4%)
36 Ekonomi Pembangunan – UNAIR (51,1%)
37 Ilmu Hukum – UNAIR (50,7%)
38 Ilmu Administrasi Negara – UGM (50,5%)
39 Ilmu Pemerintahan – UGM (50,4%)
40 Sastra Perancis – UI (50,1%)
41 Sastra Jepang – UGM (50%)
42 Manajemen – UNS (49,9%)
43 Kriminologi – UI (49,6%)
44 Ekonomi Pembangunan – USU (49,5%)
45 Ilmu Administrasi Publik – UNBRAW (49,3%)
46 Ilmu Administrasi Negara – UI (49%)
47 Ilmu Hukum – UNDIP (48,8%)
48 Akuntansi – UNHAS (48,6%)
49 Ilmu Administrasi Negara – UNAIR (48,5%)
50 Ilmu Pemerintahan – UNDIP (48,3%)
51 Ilmu Hukum – UNBRAW (48,3%)
52 Ilmu Hukum – USU (48,2%)
53 Akuntansi – UNSRI (48,1%)
54 Ilmu Hubungan Internasional – UNAIR (47,9%)
55 Manajemen – UNAND (47,9%)
56 Ilmu Politik – UI (47,8%)
57 Sastra Cina – UI (47,8%)
58 Ilmu Hukum – UNSRI (47,7%)
59 Ilmu Komunikasi – UNILA (47,7%)
60 Ilmu Administrasi Negara – UNPAD (47,4%)
61 Sastra Perancis – UGM (47,1%)
62 Akuntansi – Univ. 11 Maret Solo (46,9%)
63 Sastra Rusia – UI (46,7%
64 Sastra Inggris – USU (46,6%)
65 Ilmu Administrasi Fiskal – UI (46,6%)
66 Ilmu Filsafat – UI (46,6%)
67 Manajemen – Univ. Negeri Semarang (46,6%)
68 Akuntansi – USU (46,5%)
69 Sastra Jerman – UI (46,4%)
70 Manajemen – UNHAS (46,4%)
71 Ilmu Hukum – UNAND (46,2%)
72 Ekonomi Pembangunan – UNILA (46,1%)
73 Sastra Inggris – UNPAD (46%)
74 Ilmu Hubungan Internasional – UNHAS (46%)
75 Sastra Inggris – UNAIR (45,8%)
76 Desain Komunikasi Visual – Univ. 11 Maret Solo (45,7%)
77 Sastra Inggris – UNHAS (45,6%)
78 Ilmu Kesejahteraan Sosial – UI (44,9%)
79 Arkeologi – UI (44,7%)
80 Ilmu Hukum – UNSRI (44,7%)
81 Ilmu Administrasi Bisinis – UNBRAW (44,7%)
82 Sosiologi – UI (44,5%)
83 Ilmu Pemerintahan – UNHAS (44,2%)
84 Ekonomi Pembangunan – UNDIP (44%)
85 Ilmu Hukum – UNHAS (44%)
86 Sastra Arab – UI (43,8%)
87 Ilmu Administrasi Negara – Univ. 11 Maret Solo (43,5%)
88 Ilmu Sejarah – UI (43,2%)
89 Desain Interior – Univ. 11 Maret Solo (43,2%)
90 Manajemen – UNUD (43,2%)
91 Ekonomi Pembangunan – UNBRAW (43,1%)
92 Ilmu Pemerintahan – UNPAD (43%)
93 Ilmu Administrasi Niaga – UNDIP (43%)
94 Pend. B. Inggris – UNSRI(42,9%)
95 Ilmu Administrasi Negara – USU (42,7%)
96 Ilmu Administrasi Niaga – UNILA (42,6%)
97 Ekonomi Pembangunan – UNHAS (42,6%)
98 Sastra Inggris – UNBRAW (42,3%)
99 Antropologi Sosial – UI (42%)
100 Akuntansi – UNUD (41,9%)

PASSING GRADE TERTINGGI IPA VERSI LAINNYA :

Passing Grade Regional III
Arsitektur I T S 42.77 IPA
Biologi I T S 31.5 IPA
Desain Produk Industri I T S 33.22 IPA
Fisika I T S 35.69 IPA
Kimia I T S 34.16 IPA
Matematika I T S 36.11 IPA
Statistika I T S 38.91 IPA
Teknik Elektro I T S 49.13 IPA
Teknik Fisika I T S 40.19 IPA
Teknik Geodesi I T S 38.16 IPA
Teknik Industri I T S 48.22 IPA
Teknik Informatika I T S 49.94 IPA
Teknik Kelautan I T S 42.47 IPA
Teknik Kimia I T S 48.80 IPA
Teknik Lingkungan I T S 39 IPA
Teknik Material I T S 35.16 IPA
Teknik Mesin I T S 44.27 IPA
Teknik Perkapalan I T S 47.36 IPA
Teknik Sipil I T S 45.33 IPA
Teknik Sistem Perkapalan I T S 43.47 IPA

PASSING GRADE TERTINGGI IPS VERSI LAINNYA

Antropologi Sosial UNAIR 32.28 IPS
Biologi UNAIR 31.80 IPA
Ekonomi Akuntansi UNAIR 46.81 IPS
Ekonomi Manajemen UNAIR 44.40 IPS
Ekonomi Pembangunan UNAIR 42.87 IPS
Farmasi UNAIR 37.02 IPA
Fisika UNAIR 32.22 IPA
Ilmu Administrasi Negara UNAIR 40.31 IPS
Ilmu Hubungan Internasional UNAIR 43.21 IPS
Ilmu Hukum UNAIR 39.5 IPS
Ilmu Komunikasi UNAIR 41.75 IPS
Ilmu Politik UNAIR 34.75 IPS
Ilmu Sejarah UNAIR 31.71 IPS
Kedokteran Hewan UNAIR 36.25 IPA
Kesehatan Masyarakat UNAIR 35.69 IPA
Kimia UNAIR 32.30 IPA
Matematika UNAIR 33.66 IPA
Pendidikan Dokter UNAIR 43.81 IPA
Pendidikan Dokter Gigi UNAIR 37.97 IPA
Psikologi UNAIR 39.62 IPS
Sastra Indonesia UNAIR 31.03 IPS
Sastra Inggris UNAIR 31.18 IPS
Sosiologi UNAIR 32.12 IPS

Menyusun Puzzle Kehidupan


INSPIRASI BLOG : Puzzle Kehidupan? Yap! Kali ini Blog Inspirasi menyajikan sebuah kisah menarik mengenai potongan-potongan puzzle dalam hidup. Seperti yang kita ketahui, dalam hidup di dunia ini, kehidupan kita senantiasa terdiri dari potongan-potongan puzzle yang kecil, dan kebanyakan manusia hanya melihat satu potong saja dari puzzle tersebut dan tidak memperhatikan “indahnya” potongan-potongan itu ketika sudah tersusun. Cerita berhikmah mengenai cara bagaimana kita menyikapi serta menyusun potongan-potongan puzzle kita agar tampak indah dan bermakna. Akhir kata… Selamat membaca!!

Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum pernah dilihat orang, begitu gagah, anggun dan kuat.

Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orangtua itu selalu menolak, “Kuda ini bukan kuda bagi saya,” katanya. “Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat, bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat?” Orangtua itu miskin dan selalu mendapat godaan besar. Tetapi ia tidak mau menjual kuda itu.

Suatu pagi, ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. “Orangtua bodoh,” mereka mengejek dia. “Sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kuda Anda. Kami peringatkan bahwa Anda akan dirampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin Anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga? Sebaiknya Anda menjualnya. Anda boleh minta harga berapa saja. Harga setinggi apapun akan dibayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan Anda dikutuk oleh kemalangan.”

Orangtua itu menjawab, “Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu, selebihnya adalah penilaian. Apakah saya dikutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu? Bagaimana Anda dapat menghakimi?”

Orang-orang desa itu protes, “Jangan menggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kami bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kuda Anda hilang adalah kutukan.”

Orangtua itu berbicara lagi, “Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, saya tidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti?”

Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol. Kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukang potong kayu miskin, orangtua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.

Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak dicuri, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul di sekeliling tukang potong kayu itu dan mengatakan, “Orangtua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat. Maafkan kami.”

Jawab orang itu, “Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik. Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkat? Anda hanya melihat sepotong saja. Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita, bagaimana Anda dapat menilai? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilai seluruh buku? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang Anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu.”

“Barangkali orangtua itu benar,” mereka berkata satu sama lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk banyak uang.

Orangtua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul di sekitar orangtua itu dan menilai. “Anda benar,” kata mereka. “Anda sudah buktikan bahwa Anda benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tua Anda tidak punya siapa-siapa untuk membantu Anda. Sekarang Anda lebih miskin lagi.”

Orangtua itu berkata, “Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang sepotong-sepotong.”

Maka dua minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orangtua itu yang tidak diminta karena ia terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orangtua itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka tidak akan melihat anak-anak mereka kembali. “Anda benar, orangtua!” mereka menangis. “Tuhan tahu, Anda benar. Ini buktinya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya.”

Orangtua itu berujar, “Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini, anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu.”

***

Orangtua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerian hidup ini hanya merupakan satu halaman dari buku besar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badai kehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita. Ambillah hikmah yang positif, rangkailah potongan-potongan itu menjadi bentuk yang indah, agar kita senantiasa dapat memperbaiki diri agar menjadi lebih baik

I miss an adventure and Holiday
















I wish, there is a rest in my busy time. So I can do many thing !!!!!

Surat Cinta Seorang Ikhwan

Dari inspirasi blog, motivation.byethost9.com

Berikut ini adalah sebuah surat cinta dari seorang ikhwan, yang ditujukan kepada seorang akhwat. Surat cinta ini, bukanlah sekedar surat cinta biasa, namun juga surat yang sarat dengan nilai islami. Surat ini menyiratkan perasaan seseorang yang sudah memendam perasaan terhadap seorang akhwat selama 2 tahun. Ini adalah perkataan awal dari si penulis surat.

“Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.”

Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku

Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.

Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.

Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.

Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin berpacaran denganmu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada bidadari-ku nanti. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanlah dirimu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.

Aku yang tidak mengerti diriku…

Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu… aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.

Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.

Wassalam

Sebuah rasa, sebuah cinta

kau yang pertama

mengajariku cinta

yang tak pernah kupercaya

hampir separuh hidupku

ingin rasanya kuungkapkan

segala gelora asmara di dada

tapi mungkin oang akan tertawa

sambil bertanya,

“engkau pangeran dari negri mana?”

mungkin kau akan kecewa, wahai kekasih

melihat kepercayaan diriku yang tersisih

tapi percayalah,

bukannya aku tak mampu,

tapi, apa daya ku

seorang pemuda tanggung,

wajah fisik tak mumpuni

mungkin orang kan berseru, bak pungguk merindukan bulan.

Aku mungkin hanya seekor pungguk.

tapi, bukanlah pungguk yang kan menyerah

hanya karena dikatai orang.

karena cintaku, jauh lebih besar

dari yang mereka bayangkan.

aku memang bukan pangeran

dan aku memang bisa disetarakan dengan pungguk

tapi ingat satu hal,

aku bukanlah pecundang.

aku kan berusaha semampuku

mendapatkan cintamu……

Akal Manusia

Ada seekor kerbau yang setiap pagi dibawa oleh seorang anak penggembala yang masih kecil menuju sawah untuk dibajak. Jika tidak ada pekerjaan, kerbau itu oleh penggembala dibawa ke daerah yang banyak rumputnya. Kemana pun kerbau itu dibawa selalu saja nurut kepada majikannya yang seorang anak kecil.Suatu saat, saat si kerbau sedang sendirian, ada seekor harimau menghampiri kerbau itu. Si harimau berkata kepada kerbau,“Hey kerbau, saya sudah beberapa hari mengamati kamu. Kamu selalu nurut saja dibawa-bawa atau disuruh-suruh oleh majikan kecilmu. Manusia majikanmu itu sangat kecil dibanding kamu, kenapa tidak kamu tubruk saja, pasti dia terpental jauh atau mati. Kamu jadi bebas seperti saya, bebas kemana pun saya mau.”“Saya takut kepada anak kecil itu”, jawab si kerbau. “Ha ha ha, dasar bodoh kamu. Masa badan kamu yang besar takut kepada anak kecil?” ejek si harimau sambil menertawakan.“Kamu juga akan takut jika kamu mengetahui kelebihan manusia” kata si kerbau menjelaskan.“Apa sih kelebihan manusia itu, koq bisa membuat kamu takut?” tanya si harimau penasaran.Tidak lama kemudian, anak penggembala tersebut datang. Langsung saja si harimau menyapanya.“Hey anak manusia!! Kata si kerbau kamu mempunyai kelebihan yang membuat dia takut. Apa itu?”Anak pengembala itu menjawab, “Saya sebagai manusia diberikan kelebihan oleh Pencipta, yaitu berupa akal yang tidak dimiliki oleh makhluq lainnya”“Akal itu apa, boleh saya melihat akal kamu? Jika kamu tidak menunjukkan, saya akan memakan kamu.” tanya harimau sambil mengancam.“Wah saya tidak bisa memperlihatkannya, karena akal saya tertinggal di rumah”“Kalau begitu kamu ambil dulu.” kata si harimau dengan nada mendesak.“Saya bisa saja mengambilnya, tetapi percuma. Kamu akan lari.” Jawab pengembala tidak mau kalah.“Saya janji, saya tidak akan lari” kata harimau dengan percaya diri.“Sekarang kamu berkata demikian, setelah melihat saya membawa akal, kamu pasti lari. Bagaimana kalau kamu saya ikat? Supaya kamu tidak lari nanti.”“Setuju” jawab harimau.Kemudian si anak penggembala tersebut mengikat harimau tersebut di sebuah pohon. Bukan saja tidak bisa lari, tetapi sampai tidak bisa bergerak leluasa. Setelah mengikat si anak pun pergi.Kerbau yang mengamati dari tadi tertawa, melihat nasib harimau.“Sekarang kamu bisa apa?” tanya si kerbau. Harimau tidak bisa menjawab, dia panik dan ingin melepaskan diri tetapi tidak bisa.“Itulah akal manusia, he he” kata si kerbau sambil pergi mengikuti majikannya.

Terimakasih Ayah, Telah Menunjukkan Kepada Saya Betapa Miskinnya Kita

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin.
Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin. Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan kali ini?" "Wah, sangat luar biasa Ayah" "Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya. "Oh iya" kata anaknya "Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
"Saya saksikan bahwa :
Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya. Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh. Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya. Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi."
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan "Terimakasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita." Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya.
Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Allah SWT sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih.
Jadi, syukurilah hidup ini!
Best Regard Erwin Arianto,SE (Edited by : Tyan)

Kalau Ikan Bisa, Kenapa Kita Tidak?

Melihat judul di atas, apa sih yang terpikir sama kamu? Beuh,, pastinya jangan negative thinking dulu ya… Hehe, bukan bermaksud membandingkan kita dengan ikan sih, tapi coba deh dengerin saya cerita dulu ya, sebelum kita membahas sesuatu yang lebih ‘berat’. ^^
“Kisah ini sih sudah terjadi lama sekali sebenarnya. Waktu saya masih SD. Dulu tinggal di Ciledug, dan bergaul dengan anak-anak kampung yang sangat mengasyikkan sekali waktu itu. Kenapa? Karena kalau bermain pasti ada musimnya. Ada musim pistol-pistolan (yang pelurunya bulet-bulet, bikin bengkak kalo ketembak–sebenarnya bahaya banget kalau kena mata!), ada musim kelereng, musim layangan, musim tamiya, pokoknya macem-macem deh.
Tapi ada satu musim yang memberikan saya sebuah pelajaran, yaitu musim ikan cupang. Tahu kan? Tapi jujur saya tidak suka sama yang namanya cupang petarung yang hitam-hitam itu. Saya sukanya sama ikan cupang hias yang warna-warni. Cerita bermula ketika saya main ke rumah teman, kemudian melihat berbagai cupang hias yang ekornya dan tubuhnya indah itu. Tapi ada satu yang menarik perhatian saya, yaitu sebuah ikan cupang hias yang hampir mati. Kata teman saya ikan cupang ini habis bertarung (gila juga, padahal itu cupang hias). Ekornya sudah agak kusut, dan gerakannya juga sudah tidak lincah. Warnanya juga tidak terlalu menarik.

Entah kenapa tiba-tiba teman saya itu menawarkan saya ikan yang mau mati itu. Ya mungkin karena memang dia sudah mau mati atau warnanya tidak menarik lagi. Atau entahlah yang pasti saya senang sekali membawa pulang ikan cupang hias ini.
Ikan ini saya taruh di toples kecil (toples selai), kemudian saya taruh di meja belajar saya. Jadi kalau suntuk gitu tinggal melihat ikan ini. Tapi sayangnya, ikannya sudah lemas begitu. Kalau ayah tidak berkata hal yang bijak, saya tidak tahu apa jadinya. “Ry, kalau kamu memang niat memelihara ikan itu, maka kamu hanya akan berpikir bagaimana membuat ikan itu kembali sehat dan memukau seperti sedia kala. Walaupun sulit, tetapi ada peluang. Ayah ga mau kamu berpikir terbalik, walaupun ada peluang tetapi hal ini sulit….“
Cess… Dalam sekali nasihatnya. Subhanallah. Iya, benar juga. Akhirnya saya coba untuk mencari tahu bagaimana kiat menyembuhkan, kiat memperindah, kiat merawat ikan cupang hias ini. Saya bayangkan suatu saat nanti ikan ini akan tumbuh dengan indahnya Sampai saya rela mencari kutu air (kalau jentik nyamuk beda gizi katanya, siapa tuh yang bilang waktu itu), walaupun sampai nyari ke empang tetangga. Gapapa deh. Yang penting ekornya yang indah itu bisa berkibar lagi.
Dan memang benar, hanya dalam waktu beberapa minggu (bahkan hari), kesehatannya membaik dan dia tampak lincah kembali. Ekornya semakin besar dan melebar indah berkilauan. Warnanya adalah gradasi antara hijau perak dan biru (Subhanallah banget deh pokoknya ikan ini). Ketika saya sedang belajar dan lagi suntuk, saya lihat ikan ini kesana-kemari di meja belajar. Sambil mengibas-ngibaskan ekornya yang indah berkilauan.
Subhanallah, indah sekali….
Seolah-olah dia tahu ketika saya sedang bosan, dia kibarkan kecantikan ekornya dengan sangat elegan (apa ya bahasanya?), seolah-olah dia tahu kalau saya sedang ingin dihibur. Seolah-olah dia tahu bahwa dia harus berterima kasih karena dia sudah ditolong.
Kalau ada pertemuan tentunya ada perpisahan. Memang mungkin karena umur, ikan ini akhirnya mati. Dan saya waktu itu sempat meringis sedih juga karena ikan ini sudah bersama saya selama beberapa bulan dan selalu menemani saya ketika belajar.
Dan tahukah kamu kawan, semenjak saat itu saya termotivasi untuk bisa menjadi seperti ikan itu. Memiliki keindahan pribadi yang menawan, untuk memberi kesejukan kepada orang lain, dan bermanfaat bagi sesamanya.
————————————————————————————————-
Kawanku semua, bisakah kamu belajar dari kisah di atas? Seekor ikan cupang hias yang hampir mati, ya! Hampir mati!! Hanya seekor ikan yang sudah tidak dianggap oleh pemiliknya yang lama. Kemudian dengan sebuah kerja keras menjelma menjadi sebuah ikan yang cantik.
Kalau ikan itu bisa membuat manusia termotivasi untuk bekerja keras, kenapa kita tidak bisa memotivasi diri kita dan orang lain untuk menggunakan potensi semaksimal mungkin?
Kalau ikan itu bisa memberikan sebuah keindahan dan ketentraman di hati manusia, kenapa kita tidak bisa mencoba memberikan rasa nyaman dan tenteram dengan keindahan akhlak perilaku kita kepada manusia?
Kalau ikan itu bisa menampilkan keindahannya dari keadaan hampir menjadi seonggok bangkai , kenapa kita sebagai manusia hanya bisa menjelek-jelekkan dan iri kepada orang lain yang lebih dari kita?
Kalau ikan itu senantiasa dirindukan pemiliknya, apakah kita yakin kalau diri kita merupakan pribadi yang dirindukan? Atau bahkan teman-teman kita enggan dengan kehadiran kita!
Kalau ikan itu bisa membuat pemiliknya menangis ketika dia mati, apakah kita yakin seandainya kita saat ini meninggal, kepergian kita akan dirindukan?
Sahabtku……. Renungkanlah… Renungkanlah…. Buatlah catatan-catatan akan komitmenmu untuk menjadi lebih baik. Tulislah dalam hatimu, “aku harus menjadi inspirasi dan motivator untuk diriku dan lingkunganku, dengan begitu aku bisa menggerakkan umat untuk menjadi lebih baik”, atau “aku harus memberikan senyuman setiap hari kepada temanku, karena senyum itu pasti bisa menyembuhkan berbagai penyakit hati dan menentramkan hati orang lain.”, sebuah pernyataan kecil akan menjadi besar maknanya kalau kamu berjiwa besar. Ga mau kan kalah sama ikan? ^^
Dan renungkanlah ayat ini :QS. At-Tin : 4QS. Ali-Imran : 104-110QS. Al-A’raf : 172Bukan hanya dibaca, tapi renungkan. Pahami dalam-dalam. Resapi maknanya…..
Salam Sukses!

By Arry Rahmawan
from Inspirasi Blog

Gila ! Seorang Pria Tinggal Di Peti Mati

Freud de Melo
Seorang pria merasa takut sekali dengan yang namanya pemakaman. Untuk membuang rasa takutnya tersebut, ia membangun sebuah ruangan di bawah tanah.Ruangan bawah tanah tersebut, dilengkapi dengan televisi, sirkulasi udara, dan megaphone sebagai alat penghubung ke dunia luar, dan berbagai macam perlengkapan lainnya.Adalah Freud de Melo (78), yang memiliki ruangan bawah tanah ini, di kawasan Brasil. Ia memiliki ketakutan yang luar biasa dengan yang namanya peti mati dan kuburan.Kabarnya penyakit jenis ini dinamakan taphephobia. Oleh sebab itu, ia mengambil keputusan untuk tinggal di sebuah peti mati yang dikubur di bawah tanah.“Saya mempunyai khayalan dan mimpi yang buruk tentang peti mati dan kuburan. Makanya saya menggali ruangan bawah tanah, seakan-akan saya menggali kuburan sendiri” ujar Freud.Hingga saat ini hidup di sebuah peti mati seperti yang dilakukan Freud, menjadi bahan pembicaraan yang hangat. Bahkan ada yang mengusulkan akan menjadikannya sebuah taman wisata, yang paling eksentrik.“Ketika saya berada di bawah saya pernah berteriak minta tolong. Karena saya merasa seperti dipendam di bawah tanah. Takut sekali” ujarnya.“Untung saja dalam waktu yang cepat, ada yang menolong saya” imbuhnya lagi. Ada-ada saja... (mcu/ais)Sumber : www.rileks.com