apa yang telah kulakukan ???

apa yang kulakukan ??
apa yang terjadi padaku hari ini ??
dan kenapa hal ini slalu terjadi ??

saat kita bertatapan,,
bukan sapa yang kuberi,,
tapi,
tapi hampa yang terlihat,,
senyumku tlah punah,
dan mata ini,,
kehilangan cahayanya..

hati ini galau,,
resah,, luluh,, dan apapun itu,,
andai waktu bisa terulang,,
ku berjanji,, hal ini tak kan terjadi..

tapi,,
fakta bahwa waktu takkan terulang,,
dan aku hanya bisa terus maju !!
lanjutkan hidupku,,
dengan harapan takkan ada kesalahan lagi,,
kesalahan padamu,,

ku kan berjuang,,
sampai mulut ini tak bisa berkata lagi,,
sampai hati tak bisa merasa lagi,,
dan sampai cinta tak hinggap lagi.....

Top 100 Passing Grade Tertinggi PTN di Indonesia jurusan IPA dan IPS pada SPMB 2008

Passing Grade PTN DI INDONESIA

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA
Tahun 2007*

1. Teknik Informatika – ITB (65,9%)
1 .Teknik Elektro – ITB (62,5%)
2 .Teknik Kimia – ITB (61,8%)
3.Pendidikan Dokter – UI (59,8%)
4.Teknik Informatika – ITS (59,5%)
5. Pendidikan Dokter – UGM (59,3%)
6Teknik Industri – ITB (58,8%)
7 Teknik Elektro – UI (58,6%)
8 Pendidikan Dokter – UNAIR (58,6%)
9 Farmasi – UI (58,4%)
10 Pendidikan Dokter – UNPAD (58%)
11 Teknik Elektro – ITS (57,7%)
13 Pendidikan Dokter – UNDIP (57,5%)
14 Teknik Kimia/TGP – UI (57,4%)
15 Farmasi – ITB (57,4%)
16 Teknik Elektro – UGM (57,4%)
17 Teknik kimia – ITS (56,6%)
18 Ilmu Komputer – UGM (56,5%)
19 Pendidikan Dokter – UNSRI (56,5%)
20 Teknik Perminyakan – ITB (55,2%)
21 Teknik Fisika – ITB (55,1%)
22 Pendidikan Dokter – UNBRAW (55,1%)
23 Teknik Lingkungan – ITB (54,8%)
24 Teknik Kimia – UGM (54,8%)
25 Matematika – ITB (54,6%)
26 Teknik Pertambangan – ITB (54,2%)
27 Teknik Elektro – UNDIP (54,1%)
28 Teknik Industri – UI (54%)
29 Teknik Industri – ITS (53,8%)
30 Farmasi – UNAIR (53,8%)
31 Teknik Mesin – ITB (53,4%)
32 Teknik Penerbangan – ITB (52,9%)
33 Teknik Industri – UNDIP (52,9%)
34 Teknik Elektro – UNBRAW (52,9%
35 Ilmu Komputer – UI (52,8%)
36 Teknik Lingkungan – ITS (52,4%)
37 Pendidikan Dokter – USU (52,1%)
38 Teknik Mesin – UI (52%)
40 Farmasi – UNPAD (51,5%)
41 Teknik Mesin – ITS (51,5%)
42 Arsitektur – UGM (51,4%)
43 Teknik Mesin – UGM (51,4%)
44 Pendidikan Dokter Gigi – UI (51,2%)
45 Pendidikan Dokter – UNAND (50,6%)
46 Arsitektur – ITB (50,3%)
47 Teknik Planologi – ITB (50,1%)
48 Pendidikan Dokter Gigi – UGM (50%)
49 Pendidikan Dokter – UNHAS (50%)
51 Teknik Material – ITB (49,2%)
52 Arsitektur – UNDIP (49,2%)
53 Kimia – ITB (49,1%)
54 Pendidikan Dokter Gigi – UNAIR (49%)
55 Teknik Sipil – ITB (48,7)
56 Teknik Elektro – UNUD (48,5%)
58 Biologi – ITB (47,8%)
59 Teknik Geologi – ITB (47,8%)
60 Pendidikan Dokter Gigi – UNPAD (47,8%)
61 Teknik Mesin – UNDIP (47,8%)
62 Psikologi – UNPAD (47,7%)
63 Teknik Metalurgi dan Material – UI (47,4%)
64 Sistem Informasi – ITS (47,4%)
65 Arsitektur – UI (47,2%)
66 Statistika – UNPAD (47,2%)
67 Biologi – UGM (47,2%)
68 Arsitektur – UNBRAW (47,1%)

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPS
Tahun 2007*

#1 Akuntansi – UI (63,9%)

2 Ilmu Hubungan Internasional – UI (63,1%)
3 Akuntansi – UGM (62,1%)
4 Akuntansi – UNPAD (61,2%)
5 Manajemen – UI (61%)
6 Psikologi – UI (60,6%)
7 Ilmu Komunikasi – UNPAD (59,4%)
8 Psikologi – UGM (58,7%)
9 Ilmu Hubungan Internasional – UGM (58,5%)
10 Ilmu Komunikasi – UI (58,3%)
11 Ilmu Hubungan Internasional – UNPAD (58,1%)
12 Manajemen – UGM (57,9%)
13 Akuntansi – UNAIR (57,5%)
14 Ilmu Komunikasi – UGM (57,4%)
15 Ilmu Komunikasi – UNAIR (57,4%)
16 Akuntansi – UNBRAW (57,3%)
17 Sastra Inggris – UGM (56,6%)
18 Ekonomi Pembangunan – UI (56,4%)
19 Psikologi – UNAIR (56,4%)
20 Ilmu Hukum – UI (56,2%)
21 Manajemen – UNAIR (56%)
22 Eko. dan Studi Pembangunan – UGM (55,6%)
23 Akuntansi – UNDIP (55,2%)
24 Manajemen – UNPAD (55,1%)
25 Manajemen – UNBRAW (54,5%)
26 Ekonomi Pembangunan – UNPAD (54,2%)
27 Ilmu Hukum – UGM (54,1%)
28 Manajemen – Univ. 11 Maret Solo (53,9%)
29 Sastra Inggris – UI (53,8%)
30 Ilmu Administrasi Niaga – UI (52,9%)
31 Ilmu Administrasi Niaga – UNPAD (52,2%)
32 Manajemen – USU (52,1%)
33 Ilmu Komunikasi – UNDIP (51,6%)
34 Manajemen – UNDIP (51,5%)
35 Ilmu Hukum – UNPAD (51,4%)
36 Ekonomi Pembangunan – UNAIR (51,1%)
37 Ilmu Hukum – UNAIR (50,7%)
38 Ilmu Administrasi Negara – UGM (50,5%)
39 Ilmu Pemerintahan – UGM (50,4%)
40 Sastra Perancis – UI (50,1%)
41 Sastra Jepang – UGM (50%)
42 Manajemen – UNS (49,9%)
43 Kriminologi – UI (49,6%)
44 Ekonomi Pembangunan – USU (49,5%)
45 Ilmu Administrasi Publik – UNBRAW (49,3%)
46 Ilmu Administrasi Negara – UI (49%)
47 Ilmu Hukum – UNDIP (48,8%)
48 Akuntansi – UNHAS (48,6%)
49 Ilmu Administrasi Negara – UNAIR (48,5%)
50 Ilmu Pemerintahan – UNDIP (48,3%)
51 Ilmu Hukum – UNBRAW (48,3%)
52 Ilmu Hukum – USU (48,2%)
53 Akuntansi – UNSRI (48,1%)
54 Ilmu Hubungan Internasional – UNAIR (47,9%)
55 Manajemen – UNAND (47,9%)
56 Ilmu Politik – UI (47,8%)
57 Sastra Cina – UI (47,8%)
58 Ilmu Hukum – UNSRI (47,7%)
59 Ilmu Komunikasi – UNILA (47,7%)
60 Ilmu Administrasi Negara – UNPAD (47,4%)
61 Sastra Perancis – UGM (47,1%)
62 Akuntansi – Univ. 11 Maret Solo (46,9%)
63 Sastra Rusia – UI (46,7%
64 Sastra Inggris – USU (46,6%)
65 Ilmu Administrasi Fiskal – UI (46,6%)
66 Ilmu Filsafat – UI (46,6%)
67 Manajemen – Univ. Negeri Semarang (46,6%)
68 Akuntansi – USU (46,5%)
69 Sastra Jerman – UI (46,4%)
70 Manajemen – UNHAS (46,4%)
71 Ilmu Hukum – UNAND (46,2%)
72 Ekonomi Pembangunan – UNILA (46,1%)
73 Sastra Inggris – UNPAD (46%)
74 Ilmu Hubungan Internasional – UNHAS (46%)
75 Sastra Inggris – UNAIR (45,8%)
76 Desain Komunikasi Visual – Univ. 11 Maret Solo (45,7%)
77 Sastra Inggris – UNHAS (45,6%)
78 Ilmu Kesejahteraan Sosial – UI (44,9%)
79 Arkeologi – UI (44,7%)
80 Ilmu Hukum – UNSRI (44,7%)
81 Ilmu Administrasi Bisinis – UNBRAW (44,7%)
82 Sosiologi – UI (44,5%)
83 Ilmu Pemerintahan – UNHAS (44,2%)
84 Ekonomi Pembangunan – UNDIP (44%)
85 Ilmu Hukum – UNHAS (44%)
86 Sastra Arab – UI (43,8%)
87 Ilmu Administrasi Negara – Univ. 11 Maret Solo (43,5%)
88 Ilmu Sejarah – UI (43,2%)
89 Desain Interior – Univ. 11 Maret Solo (43,2%)
90 Manajemen – UNUD (43,2%)
91 Ekonomi Pembangunan – UNBRAW (43,1%)
92 Ilmu Pemerintahan – UNPAD (43%)
93 Ilmu Administrasi Niaga – UNDIP (43%)
94 Pend. B. Inggris – UNSRI(42,9%)
95 Ilmu Administrasi Negara – USU (42,7%)
96 Ilmu Administrasi Niaga – UNILA (42,6%)
97 Ekonomi Pembangunan – UNHAS (42,6%)
98 Sastra Inggris – UNBRAW (42,3%)
99 Antropologi Sosial – UI (42%)
100 Akuntansi – UNUD (41,9%)

PASSING GRADE TERTINGGI IPA VERSI LAINNYA :

Passing Grade Regional III
Arsitektur I T S 42.77 IPA
Biologi I T S 31.5 IPA
Desain Produk Industri I T S 33.22 IPA
Fisika I T S 35.69 IPA
Kimia I T S 34.16 IPA
Matematika I T S 36.11 IPA
Statistika I T S 38.91 IPA
Teknik Elektro I T S 49.13 IPA
Teknik Fisika I T S 40.19 IPA
Teknik Geodesi I T S 38.16 IPA
Teknik Industri I T S 48.22 IPA
Teknik Informatika I T S 49.94 IPA
Teknik Kelautan I T S 42.47 IPA
Teknik Kimia I T S 48.80 IPA
Teknik Lingkungan I T S 39 IPA
Teknik Material I T S 35.16 IPA
Teknik Mesin I T S 44.27 IPA
Teknik Perkapalan I T S 47.36 IPA
Teknik Sipil I T S 45.33 IPA
Teknik Sistem Perkapalan I T S 43.47 IPA

PASSING GRADE TERTINGGI IPS VERSI LAINNYA

Antropologi Sosial UNAIR 32.28 IPS
Biologi UNAIR 31.80 IPA
Ekonomi Akuntansi UNAIR 46.81 IPS
Ekonomi Manajemen UNAIR 44.40 IPS
Ekonomi Pembangunan UNAIR 42.87 IPS
Farmasi UNAIR 37.02 IPA
Fisika UNAIR 32.22 IPA
Ilmu Administrasi Negara UNAIR 40.31 IPS
Ilmu Hubungan Internasional UNAIR 43.21 IPS
Ilmu Hukum UNAIR 39.5 IPS
Ilmu Komunikasi UNAIR 41.75 IPS
Ilmu Politik UNAIR 34.75 IPS
Ilmu Sejarah UNAIR 31.71 IPS
Kedokteran Hewan UNAIR 36.25 IPA
Kesehatan Masyarakat UNAIR 35.69 IPA
Kimia UNAIR 32.30 IPA
Matematika UNAIR 33.66 IPA
Pendidikan Dokter UNAIR 43.81 IPA
Pendidikan Dokter Gigi UNAIR 37.97 IPA
Psikologi UNAIR 39.62 IPS
Sastra Indonesia UNAIR 31.03 IPS
Sastra Inggris UNAIR 31.18 IPS
Sosiologi UNAIR 32.12 IPS

Menyusun Puzzle Kehidupan


INSPIRASI BLOG : Puzzle Kehidupan? Yap! Kali ini Blog Inspirasi menyajikan sebuah kisah menarik mengenai potongan-potongan puzzle dalam hidup. Seperti yang kita ketahui, dalam hidup di dunia ini, kehidupan kita senantiasa terdiri dari potongan-potongan puzzle yang kecil, dan kebanyakan manusia hanya melihat satu potong saja dari puzzle tersebut dan tidak memperhatikan “indahnya” potongan-potongan itu ketika sudah tersusun. Cerita berhikmah mengenai cara bagaimana kita menyikapi serta menyusun potongan-potongan puzzle kita agar tampak indah dan bermakna. Akhir kata… Selamat membaca!!

Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum pernah dilihat orang, begitu gagah, anggun dan kuat.

Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orangtua itu selalu menolak, “Kuda ini bukan kuda bagi saya,” katanya. “Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat, bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat?” Orangtua itu miskin dan selalu mendapat godaan besar. Tetapi ia tidak mau menjual kuda itu.

Suatu pagi, ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. “Orangtua bodoh,” mereka mengejek dia. “Sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kuda Anda. Kami peringatkan bahwa Anda akan dirampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin Anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga? Sebaiknya Anda menjualnya. Anda boleh minta harga berapa saja. Harga setinggi apapun akan dibayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan Anda dikutuk oleh kemalangan.”

Orangtua itu menjawab, “Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu, selebihnya adalah penilaian. Apakah saya dikutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu? Bagaimana Anda dapat menghakimi?”

Orang-orang desa itu protes, “Jangan menggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kami bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kuda Anda hilang adalah kutukan.”

Orangtua itu berbicara lagi, “Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, saya tidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti?”

Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol. Kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukang potong kayu miskin, orangtua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.

Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak dicuri, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul di sekeliling tukang potong kayu itu dan mengatakan, “Orangtua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat. Maafkan kami.”

Jawab orang itu, “Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik. Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkat? Anda hanya melihat sepotong saja. Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita, bagaimana Anda dapat menilai? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilai seluruh buku? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang Anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu.”

“Barangkali orangtua itu benar,” mereka berkata satu sama lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk banyak uang.

Orangtua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul di sekitar orangtua itu dan menilai. “Anda benar,” kata mereka. “Anda sudah buktikan bahwa Anda benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tua Anda tidak punya siapa-siapa untuk membantu Anda. Sekarang Anda lebih miskin lagi.”

Orangtua itu berkata, “Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang sepotong-sepotong.”

Maka dua minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orangtua itu yang tidak diminta karena ia terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orangtua itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka tidak akan melihat anak-anak mereka kembali. “Anda benar, orangtua!” mereka menangis. “Tuhan tahu, Anda benar. Ini buktinya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya.”

Orangtua itu berujar, “Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini, anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu.”

***

Orangtua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerian hidup ini hanya merupakan satu halaman dari buku besar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badai kehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita. Ambillah hikmah yang positif, rangkailah potongan-potongan itu menjadi bentuk yang indah, agar kita senantiasa dapat memperbaiki diri agar menjadi lebih baik

I miss an adventure and Holiday
















I wish, there is a rest in my busy time. So I can do many thing !!!!!

Surat Cinta Seorang Ikhwan

Dari inspirasi blog, motivation.byethost9.com

Berikut ini adalah sebuah surat cinta dari seorang ikhwan, yang ditujukan kepada seorang akhwat. Surat cinta ini, bukanlah sekedar surat cinta biasa, namun juga surat yang sarat dengan nilai islami. Surat ini menyiratkan perasaan seseorang yang sudah memendam perasaan terhadap seorang akhwat selama 2 tahun. Ini adalah perkataan awal dari si penulis surat.

“Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.”

Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku

Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.

Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.

Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.

Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin berpacaran denganmu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada bidadari-ku nanti. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanlah dirimu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.

Aku yang tidak mengerti diriku…

Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu… aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.

Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.

Wassalam

Sebuah rasa, sebuah cinta

kau yang pertama

mengajariku cinta

yang tak pernah kupercaya

hampir separuh hidupku

ingin rasanya kuungkapkan

segala gelora asmara di dada

tapi mungkin oang akan tertawa

sambil bertanya,

“engkau pangeran dari negri mana?”

mungkin kau akan kecewa, wahai kekasih

melihat kepercayaan diriku yang tersisih

tapi percayalah,

bukannya aku tak mampu,

tapi, apa daya ku

seorang pemuda tanggung,

wajah fisik tak mumpuni

mungkin orang kan berseru, bak pungguk merindukan bulan.

Aku mungkin hanya seekor pungguk.

tapi, bukanlah pungguk yang kan menyerah

hanya karena dikatai orang.

karena cintaku, jauh lebih besar

dari yang mereka bayangkan.

aku memang bukan pangeran

dan aku memang bisa disetarakan dengan pungguk

tapi ingat satu hal,

aku bukanlah pecundang.

aku kan berusaha semampuku

mendapatkan cintamu……